Kepada Tuhan dan Setan
Mengapa Engkau begitu murka kepada setan, hingga telah Engkau tetapkan neraka sebagai tempat abadinya?
Kata kitab-Mu, Engkau Maha Pemaaf, apakah itu terkecuali kepada setan?
Sepengetahuan ilmu yang Kau ajarkan padaku, dia Engkau berikan nafsu, dan kesalahan satu-satunya yang dia perbuat hingga di usir dari Surga-Mu, ialah membangkang perintah untuk sujud pada Adam-Mu.
Duhai Tuhanku, apakah karena satu kesalahan itu Engkau tutup semua pintu maaf dan rahmat-Mu. Apa segala ke-Maha-an-Mu itu ada pengecualian?
Aku malu, juga iba kepada setan.
Setan melakukan kesalahan sekali dan Engkau murka tak termaafkan, kami melakukan kesalahan berkali-kali, dan pintu Taubat-Mu tak pernah tersamarkan. Apa setan pernah protes melihat Kasih Sayang-Mu yang tak terbatas kepada kami? Apa mereka unjuk rasa dan saling gaduh menuntut keadilan-Mu sebagai sesama ciptaan-Nya?
Duhai Tuhan, tidak percaya KepadaMu katanya adalah dosa tak terampuni. Setidaknya setan masih percaya Engkau ada, bukan?
Tuhanku Yang Maha Penyabar, mungkin hamba berpikir begini karena sedang berdiri sebagai setan. Seandainya waktu itu hamba menurut untuk bersujud di hadapan Adam, akankah skenario kehidupan ini berjalan?
Kepada setan, anggaplah aku menyuarakan aspirasimu. Tidakkah engkau ingin mengambil hati Tuhan dengan membatalkan perjanjianmu terhadap anak cucu Adam? Siapa tahu pengecualian Maha Pemaaf itu bisa ditinjau ulang.
Tuhan Semesta Alam, Tuhanku dan juga Tuhannya setan. Tuhannya bumi beserta malaikat penjaganya. Tak Beranak dan tak juga Diperanakkan. Pemilik segala ilmu pengetahuan.
Perkenankanlah jiwa yang lemah ini, memahami arti maaf dan keadilan.
0 komentar:
Posting Komentar